Kamis, 01 Agustus 2019


Mengetahui Jenis-Jenis Pasar dalam Ekonomi

Pernah tahu yang namanya Pekan Raya Jakarta? Tempat di mana ajang pameran terbesar di Indonesia itu. Menurut kamu, PRJ itu masuk ke dalam jenis pasar apa? Hayo, tahu nggak ada apa saja jenis-jenis pasar itu?
Saat pertama kali mendengar kata “pasar”, mungkin yang ada di dalam pikiran kamu adalah tempat kotor, becek, lengkap dengan penjual ikan dan berbagai kebutuhan pokok lain. Eits, ternyata pasar tidak hanya identik dengan hal-hal tadi. Banyak jenis pasar lain selain pasar tradisional seperti tadi tergantung kriterianya. Apa saja ya?

1. Menurut Jenis Barang (dibedakan menjadi 2 jenis)
  • Pasar homogen: pasar yang menjual satu jenis barang saja. Contohnya, pasar burung.
  • Pasar heterogen: pasar yang menjual berbagai jenis barang.
2. Menurut Waktu Pelaksanaan (dibedakan menjadi 4 jenis)
  • Pasar Harian
Seperti namanya, pasar harian berlangsung setiap hari. Berhubung pasar ini tersedia setiap hari, barang-barang yang dijual adalah kebutuhan pokok manusia yang biasa dikonsumsi setiap hari juga. Seperti misalnya, sembako, alat mandi, dan lain sebagainya. Kamu tidak akan menemukan barang-barang aneh di sini, seperti shockbreaker motor ninja.
  • Pasar Mingguan
Hayo, kalau yang ini bisa ditebak dong? Ya, pasar ini adalah jenis pasar yang buka setiap satu minggu sekali. Jenis pasar seperti ini dapat kita temui di beberapa kota. Di Jakarta, misalnya. Pasar-pasar ini kemudian bahkan diserap dan dijadikan nama daerah setempat. Seperti Pasar Jumat dan Pasar Minggu. Lain halnya di daerah Yogyakarta. Di sana, terdapat pasar mingguan bernama Pasar Wage, Pasar Kliwon, Pasar Legi, Pasar Pon, dan Pasar Pahing.
  • Pasar Bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang berlangsung setiap bulan. Biasanya, barang-barang yang diperjualbelikan di pasar bulanan adalah barang-barang khusus dan tersedia dalam jumlah banyak. Pasar ini biasanya terjadi karena momen-momen tertentu yang muncul setiap bulan. Contohnya, pasar-pasar yang “muncul” di depan kantor pos, ketika tiba masa pembayaran pensiun. Selain itu, ada juga pasar di depan pabrik, yang ada saat masa karyawan gajian.

3. Menurut Luas dan Ruang Lingkup (dibedakan menjadi 4 jenis)
  • Pasar Setempat
Pasar Setempat adalah jenis-jenis pasar yang berada di suatu daerah dan pedagang/pembeli di pasar itu merupakan warga di daerah tersebut. Jadi, pasar ini kebanyakan digunakan oleh anggota masyarakat di daerah tertentu. Barang yang diperjualbelikan tentunya yang masih berhubungan dengan kebutuhan pokok. Contohnya, Pasar Tempel, Pasar Sleman, Pasar Godean, dan Pasar Prambanan.
  • Pasar Daerah
Pasar ini sebenarnya mirip dengan Pasar Setempat, tetapi ruang lingkupnya sedikit lebih besar. Pasar ini cenderung melingkupi kabupaten/kota dan provinsi. Biasanya, ukurannya besar, dan menjadi ikon dari daerah tersebut. Contohnya, Pasar Beringharjo di Yogyakarta, Pasar Klewer di Solo, dan Pasar Johar di Semarang.
  • Pasar Nasional
Oke, kalau dari namanya, tentu ruang lingkupnya lebih besar lagi. Pasar ini meliputi wilayah suatu negara tertentu. Contohnya, pasar uang dan pasar modal di BEI (Bursa Efek Indonesia).


  • Pasar Internasional
Jenis pasar ini adalah pasar yang pembeli dan penjualnya berasal dari seluruh dunia. Misalnya, pasar tembakau di Bremen (Jerman), pasar karet di New York, pasar kopi di Santos dan pasar intan di Amsterdam.
4. Menurut Barang yang Diperjualbelikan (dibedakan menjadi 2 jenis)
  • Pasar sumber daya produksi: Pasar yang memperjualbelikan barang-barang faktor produksi. Seperti misalnya, bursa tenaga kerja.
  • Pasar barang konsumsi: Pasar yang memperjualbelikan barang-barang konsumsi. Pasar-pasar tradisional yang biasa kamu datangi untuk membeli sayur-mayur itu termasuk ke dalam pasar ini.
5. Menurut Jenis Transaksinya (dibedakan menjadi 2 jenis)
  • Pasar konkret: Jenis pasar ini adalah pasar yang penjual dan pembelinya bertemu langsunguntuk melakukan transaksi jual beli. Kebayang nggak seperti apa pasar ini? Coba bandingkan dengan pasar kedua di bawah ya.
  • Pasar abstrak: Jenis pasar ini adalah pasar yang penjualnya hanya memberikan foto atau brosur mengenai barang yang dijual. Di sisi lain, pembeli dan penjual tidak bertemu langsung, tetapi tetap bisa bertransaksi. Contohnya, toko-toko online.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar